Gelap.
Pengap. Sesak. Tangis. Hambar. Penat. Mungkin kata-kata itu yang menggambarkan
hidupku saat ini. Banyak sekali pertanyaan dalam diriku yang masih banyak dan
tak kunjung ada jawab bagi pertanyaanku ini.
Kenapa?
Tuhan.. Kenapa harus seperti ini?
Kenapa
hidup saya seperti ini?
Apa
Tuhan mempunyai tujuan lain untuk hidupku ini? Tetapi Tuhan, saya hanya gadis
polos nan lugu yang masih belum banyak mengerti tentang hidup ini. Perjalanan
hidup yang akan panjang dan akan lewati itu detik demi detik, menit demi menit,
bahkan tahun demi tahun. Perjalanan ini masih belum berakhir dan entah kapan
perjalanan hidup yang melelahkan ini akan berakhir kelak. Perjalanan hidup
selayaknya aliran air sungai yang pada akhirnya mencari tempat terakhir
singgahnya mereka, bermuara di samudera luas nan tenang dan damai. Tetapi hidup
tidak seperti air dengan mudahnya menembus halangan dan rintangan di depan
mereka, mereka dengan mudah melewati bebatuan besar dihadapannya untuk terus
berjalan lurus.
Tidak
kenyataan dengan hidup ini. Sangatlah berbeda. Dalam hidup setiap makhluk
ciptaan Tuhan yang berakal pasti pernah merasakan suka duka, halangan dan
rintangan. Semuanya tentulah tidak mudah bilamana pernah terfikirkan rasa
menyerah untuk hidup dan membiarkannya berjalan begitu saja laksana air
mengalir. Apakah akan terus meneruskan hidup ini seperti air yang mengalir?
Tenang-tenang
saja dan malas? Oh tentu tidak. Hidup tidak seperti air mengalir , bahkan
bilamana engkau tak mampu menjalani hidup dan engkau berusaha bangkit dari rasa
malasmu, bangkit dari ketidakmampuanmu untuk mengatur waktu yang begitu sangat
berharga ini, bangkit dari kegagalan. Kegagalan adalah kemenangan yang
tertunda. Begitulah perkataan orang tentang definisi kegagalan. Tetapi bagi
saya gagal adalah gagal, kegagalan itu akan tetap menjadi kegagalan ketika
mengulangi kembali kebiasaan buruk untuk meraih kegagalan itu. Tanpa berusaha
kegagalan itu akan dengan mudah menempel lagi dengan hidup ini. Tentu saja
setiap manusia tidak mau mereka gagal untuk kesekian kalinya dan pastilah ingin
menggenggam kemenangan yang mereka idam-idamkan. Hanya orang yang cerdas.
Membagi
waktulah yang akan mengerti apa sesungguhnya hidup, apa yang dicari dalam
hidup, dan tujuan hidup. Waktu. Iya waktu. Waktu tidak akan berputar lagi
meskipun telah memohon kepada Tuhan untuk memutar lagi waktu meskipun hanya
satu detik. Hingga pada akhirnya saya mengerti. Bahkan ketika airmata tanpa
disuruh dan tanpa permisi keluar begitu saja dari pelupuk mata, tetapi saya
yakin Tuhan pasti memberikan arti untuk setiap tetes airmata itu. Tuhan, aku
yakin Kau telah berjanji untuk memberikan yang terbaik bagi hamba-hamba-Mu di
dunia, apapun hasilnya inilah yang terbaik.
Tetapi
impian.. bantulah aku melangkah, bantulah aku melompat, berlari dalam
pertempuran tak beradap ini. Dan hanya ketika bilamana saya kehilangan harapan,
bantu saya mengingat bahwa hanyalah kasih-Mu kepadaku lebih besar daripada
kekecewaanku dan rencana-Mu untuk hidupku lebih baik dari segala mimpiku. Kini,
ku mengerti apa itu hidup dan memaknai waktu untuk terus berlari mencapai asa
hingga akhirnya bisa menggenggam secercah cahaya itu, hingga pada akhirnya saya
berterimakasih kepada dua orang yang sempurna bagi saya, yaitu keduaorangtua
terkasih yang selama ini rela mengorbankan segalanya untuk saya, tetapi maaf
jikalau selama ini saya belum bisa menjadi anak terbaik bagi kalian.
Tetapi
saya berjanji dengan kesungguhan hati saya akan membalas jerih payah kalian
meskipun memang itu sangatlah tidak cukup dan bahkan kurang. Tuhan..
mudahkanlah kami, berikan yang terbaik untuk kami. Sehingga saya akan menjalani
hidup ini dengan senyuman dan tekad yang kuat. Ya semoga
No comments:
Post a Comment
Please don't be a silent reader! :) sepatah dua patah komentar dari kalian sangat berarti hehe. Terimakasih sudah membaca ya. Salam. -@Firdausaah