Terlihat
di atap-atap langit semburat jingga membara hingga ke pelosok dunia sana, kini,
sang mentari pun kembali ke peraduannya untuk beristirahat sejenak. Kemudian, perlahan
tapi pasti, terlihat sesosok bulatan kuning emas di langit jingga sedang
berjalan menampakkan dirinya. Sekarang ia tidak sendirian karena berteman
ribuan kilauan cahaya putih cemerlang bertaburan di atas langit kelam. Sungguh,
semesta indah.
Berbicara
tentang masa depan, saya yakin, setiap individu pasti tidak mungkin ingin
dilahirkan dengan keadaan kekurangan, baik itu kekurangan materi, kekurangan
kesehatan, dan kekurangan-kekurangan lain yang membuat ia merasa dikucilkan
dalam dunia ini. Kekurangan dalam hal materi misalnya, seorang anak yang katakanlah sekolah di sekolah terfavorit
di kotanya, ia merasa minder karena teman-temannya setiap pagi diantarkan oleh orangtua/supir
dengan mobil, memiliki gadget-gadget terbaru dan super keren, berpenampilan ‘wow’
yang malah tidak seharusnya mereka berdandan seperti itu. Anak ini ingin
berkumpul dengan sekolompok anak yang menurutnya paling kece di kelas, tetapi
ia tidak diterima karena tidak selevel
dengan mereka. Akhirnya? Apa yang anak ini lakukan untuk diterima di komunitas
tersebut? Kemungkinan besar, ia akan meminta barang-barang mahal kepada
orangtuanya yang sebenarnya toh barang ini bukan barang primer yang amat sangat
dibutuhkan. Si anak akan rela menyodori orangtua dengan tabloid-tabloid gadget
terbaru atau berbagai tas branded. Ia akan berusaha untuk diterima di komunitas
yang katanya kece tersebut. Got my
point?
Sejujurnya
banyak sekali moral anak bangsa yang membuat mereka seperti tidak menghormati
orangtua dan memandang rendah orang lain. Mereka berpikir menjadi pintar dan cerdas
dalam mata pelajaran sudahlah cukup untuk meraih masa depan gemilang, dengan
mengesampingkan ajaran agama dan moral tata cara bermasyarakat percaya atau
tidak Tuhan akan menjauhkan diri dari orang-orang seperti itu. Bahkan banyak
sekali kasus-kasus yang disadari atau tidak, seperti tawuran antar pelajar,
merokok, memakai narkotika dapat merusak indahnya masa depan. Ya, mungkin
anak-anak atau bahkan remaja-remaja yang melakukan penyimpangan sosial berusaha
menarik perhatian oranglain dengan merasa dirinya berbeda. Dirinya paling oke. Dirinya
unik. Tetapi, melakukan penyimpangan sosial akan merusak moralitas bangsa dan
merusak karakter indah yang telah Tuhan rancang sedemikian sempurnanya.
Di
usia saya yang berumur 15 tahun ini mungkin saja belum banyak mencicipi air
laut. Maka dari itu, dengan ini saya belajar menemukan jati diri saya sebagai
pribadi yang berbeda dengan oranglain dan dapat mempertanggungjawabkan diri di
hadapan-Nya.
Mimpi.
Kata itu yang menguatkan saya sampai saat ini untuk terus, tetap, dan selalu
bersabar dalam pertarungan kehidupan yang semakin lama semakin mencekik ini. Tak
peduli seberapa besar kerikil-kerikil tajam yang akan saya lalui. Intinya mimpi
itu tentang percaya. Bukan bualan kosong tak bermakna. Melainkan mimpi serta
diiringi usaha dengan cucuran keringat dan air mata, pantang menyerah, dan doa.
Lantas?
Mimpi saya? Banyak hal yang sangat saya ingin wujudkan dalam kurun waktu 5-10
tahun ini. Mungkin diantara dari kalian ada yang ingin menjadi Menteri BUMN,
pengusaha muda terkaya di Indonesia, duta besar, hakim yang benar-benar
menegakkan keadilan, penyanyi yang go internasioanal, atau menjadi guru yang
mengabdi kepada Indonesia dengan mengajar anak-anak pedalaman negeri.
Pernah
suatu ketika, di waktu sore ketika gerimis menerpa wajah, saya menengadahkan tangan
seraya membayangkan saat ini saya berada di kota New York, Amerika Serikat.
Menginjakkan kaki ke Benua Amerika tersebutlah impian saya. Omong kosong? Bualan? Atau bahkan ini hanya kata seorang pemimpi yang kemungkinan berhasil hanya 10%. Silakan oranglain menertawakan saya, menganggap saya bodoh. Tapi saya percaya pada kekuatan mimpi dan kekuatan tangan Tuhan menjamah hidup saya. Toh, mimpi itu bebas dan gratis. Jadi, tidak perlu takut bermimpi. Berimajinasilah sesuatu yang luarbiasa yang akan kalian dapatkan suatu hari nanti. Berkreasilah dengan mimpi and don’t forget GOD.
Menginjakkan kaki ke Benua Amerika tersebutlah impian saya. Omong kosong? Bualan? Atau bahkan ini hanya kata seorang pemimpi yang kemungkinan berhasil hanya 10%. Silakan oranglain menertawakan saya, menganggap saya bodoh. Tapi saya percaya pada kekuatan mimpi dan kekuatan tangan Tuhan menjamah hidup saya. Toh, mimpi itu bebas dan gratis. Jadi, tidak perlu takut bermimpi. Berimajinasilah sesuatu yang luarbiasa yang akan kalian dapatkan suatu hari nanti. Berkreasilah dengan mimpi and don’t forget GOD.
follow your dreams :) sumber gambar, klik
Dan
kini, semoga Tuhan menjawab apa yang kalian inginkan.
selamat ya yang lagi mencari jati diri hehehe :)
ReplyDeleteiya nih hehe \o/
ReplyDelete