Monday 7 October 2013

CORETANKU


Gelap. Pengap. Sesak. Tangis. Hambar. Penat. Mungkin kata-kata itu yang menggambarkan hidupku saat ini. Banyak sekali pertanyaan dalam diriku yang masih banyak dan tak kunjung ada jawab bagi pertanyaanku ini.
Kenapa? Tuhan.. Kenapa harus seperti ini?
Kenapa hidup saya seperti ini?
Apa Tuhan mempunyai tujuan lain untuk hidupku ini? Tetapi Tuhan, saya hanya gadis polos nan lugu yang masih belum banyak mengerti tentang hidup ini. Perjalanan hidup yang akan panjang dan akan lewati itu detik demi detik, menit demi menit, bahkan tahun demi tahun. Perjalanan ini masih belum berakhir dan entah kapan perjalanan hidup yang melelahkan ini akan berakhir kelak. Perjalanan hidup selayaknya aliran air sungai yang pada akhirnya mencari tempat terakhir singgahnya mereka, bermuara di samudera luas nan tenang dan damai. Tetapi hidup tidak seperti air dengan mudahnya menembus halangan dan rintangan di depan mereka, mereka dengan mudah melewati bebatuan besar dihadapannya untuk terus berjalan lurus.
Tidak kenyataan dengan hidup ini. Sangatlah berbeda. Dalam hidup setiap makhluk ciptaan Tuhan yang berakal pasti pernah merasakan suka duka, halangan dan rintangan. Semuanya tentulah tidak mudah bilamana pernah terfikirkan rasa menyerah untuk hidup dan membiarkannya berjalan begitu saja laksana air mengalir. Apakah akan terus meneruskan hidup ini seperti air yang mengalir?
Tenang-tenang saja dan malas? Oh tentu tidak. Hidup tidak seperti air mengalir , bahkan bilamana engkau tak mampu menjalani hidup dan engkau berusaha bangkit dari rasa malasmu, bangkit dari ketidakmampuanmu untuk mengatur waktu yang begitu sangat berharga ini, bangkit dari kegagalan. Kegagalan adalah kemenangan yang tertunda. Begitulah perkataan orang tentang definisi kegagalan. Tetapi bagi saya gagal adalah gagal, kegagalan itu akan tetap menjadi kegagalan ketika mengulangi kembali kebiasaan buruk untuk meraih kegagalan itu. Tanpa berusaha kegagalan itu akan dengan mudah menempel lagi dengan hidup ini. Tentu saja setiap manusia tidak mau mereka gagal untuk kesekian kalinya dan pastilah ingin menggenggam kemenangan yang mereka idam-idamkan. Hanya orang yang cerdas.
Membagi waktulah yang akan mengerti apa sesungguhnya hidup, apa yang dicari dalam hidup, dan tujuan hidup. Waktu. Iya waktu. Waktu tidak akan berputar lagi meskipun telah memohon kepada Tuhan untuk memutar lagi waktu meskipun hanya satu detik. Hingga pada akhirnya saya mengerti. Bahkan ketika airmata tanpa disuruh dan tanpa permisi keluar begitu saja dari pelupuk mata, tetapi saya yakin Tuhan pasti memberikan arti untuk setiap tetes airmata itu. Tuhan, aku yakin Kau telah berjanji untuk memberikan yang terbaik bagi hamba-hamba-Mu di dunia, apapun hasilnya inilah yang terbaik.
Tetapi impian.. bantulah aku melangkah, bantulah aku melompat, berlari dalam pertempuran tak beradap ini. Dan hanya ketika bilamana saya kehilangan harapan, bantu saya mengingat bahwa hanyalah kasih-Mu kepadaku lebih besar daripada kekecewaanku dan rencana-Mu untuk hidupku lebih baik dari segala mimpiku. Kini, ku mengerti apa itu hidup dan memaknai waktu untuk terus berlari mencapai asa hingga akhirnya bisa menggenggam secercah cahaya itu, hingga pada akhirnya saya berterimakasih kepada dua orang yang sempurna bagi saya, yaitu keduaorangtua terkasih yang selama ini rela mengorbankan segalanya untuk saya, tetapi maaf jikalau selama ini saya belum bisa menjadi anak terbaik bagi kalian.
Tetapi saya berjanji dengan kesungguhan hati saya akan membalas jerih payah kalian meskipun memang itu sangatlah tidak cukup dan bahkan kurang. Tuhan.. mudahkanlah kami, berikan yang terbaik untuk kami. Sehingga saya akan menjalani hidup ini dengan senyuman dan tekad yang kuat. Ya semoga

No comments:

Post a Comment

Please don't be a silent reader! :) sepatah dua patah komentar dari kalian sangat berarti hehe. Terimakasih sudah membaca ya. Salam. -@Firdausaah