Friday 5 September 2014

Pencarian yang Tak Kunjung Menemukan







Kamu sadar telah lama mencari, namun tak kunjung menemukan. Kekosongan jiwa yang lama mengendap, merasuki, hingga meracuni tubuhmu kini sedang menjalar kedalam urat-uratmu yang paling dalam. Kesakitan dan rontaan kata hatimu, menuntut untuk bebas. Dibebaskan. Dan menjadi bebas selamanya. Tapi kamu selalu berkata, “aku terlalu berani untuk tidak berbuat sesuatu.” Atau katakanlah, “aku malas berubah. Toh untuk apa?” . Mungkin begitu. Ya, terkadang, jeritan hati kecilmu tak terdengar oleh otak. Dan terjadilah ketidak-sinkron-an antara hati dan otak. Hati, yang selalu memiliki perasaan memilih tindakan asxdf sedangkan otak, logis. Tapi, karena ketidak-singkronan itulah yang membuat kesenjangan antara keduanya.


Kamu sadar telah lama berlari, namun sampai di tujuan kamu hanya seonggok manusia berpeluh. Tidak lebih. Ada hal yang lama membunuhmu, waktu. Kamu tak pernah sadar ia cepat berlalu. Tanpa tersadar kamu pernah berkata, “masih kemarin aku masuk TK, bermain tak tahu waktu, tertawa tanpa lelah-tak memikirkan persoalan masalah orang dewasa.” Kamu tak akan bisa kembalikan waktu, sedetik yang lalu pun kamu tak mampu. Kini, apa sekarang yang kau cari? Sudah berapa lama umur jiwamu sekarang? Lantas, apa yang kau cari dalam dunia yang fana ini? Aku pun juga tak mengerti apa.

sumber gambar : google

3 comments:

Please don't be a silent reader! :) sepatah dua patah komentar dari kalian sangat berarti hehe. Terimakasih sudah membaca ya. Salam. -@Firdausaah