Thursday 11 September 2014

Terimakasih Untuk Segala Pengorbanan

Rasa lelah selalu menyelimuti dirimu. Tak peduli itu sangat menyakitkan atau tidak, rasa itu selalu bisa dienyahkan. Membasuh pelan-pelan dengan kantukmu, itu menjadi kewajiban yang tak bisa dihindari.
Aku hanya bisa apa? Ceritakan padaku bagaimana caraku membahagiakanmu? Kesal dengan segala kerancuan hidup yang ada, tapi hidupku telah diatur rapi oleh yang Maha Memiliki.
Aku, manusia yang kuat. Mungkin hanya luarnya saja, coba tengok jiwaku. Rapuh, retak, tak lebih dari sepotong kayu jati yang berpangku tangan dibawah lebatnya pepohonan.
Aku ingin menjadi manusia yang berbudi pekerti baik, taat kepada orangtua, dan hal-hal baik lainnya.
Aaah, rindu rasanya saat berada di rumah. Menonton tv bersama adikku, membantumu, dan melakukan pekerjaan tidak penting, -makan, tidur, browsing. Apalagi saat matahari kembali ke peraduannya, suka sekali menatap indahnya senja di depan serambi rumah.
Ingin aku membahagiakanmu, kasih mu yang begitu nyata tanpa meminta balasan, pengorbananmu dalam merawat, mendidik, dan banyak hal yang engkau lakukan  untuk diriku membuatku tak kuasa mengingat sedemikian beratnya tindakan yang engkau lakukan.


Cucuran peluhku, airmata, pengorbanan, dan doa akan membentuk diriku menjadi manusia sesungguhnya. Yang aku pikirkan saat ini bagaimana caranya menggapai bintang-bintang di angkasa, -seolah itu impianku yang harus aku dapat.

Menyusun kepingan kata-kata ini, selalu menjadi candu bagiku. Selayaknya bercerita, ini caraku menyampaikan segala perasaanku yang tak terungkapkan lewat lisan. Untuk Mama dan Papa.

1 comment:

  1. Hmm gue jadi pengin bilang makasih buat orangtua. :))

    ReplyDelete

Please don't be a silent reader! :) sepatah dua patah komentar dari kalian sangat berarti hehe. Terimakasih sudah membaca ya. Salam. -@Firdausaah