Wednesday 29 January 2014

Keinginan dan Kebutuhan


Sebagai umat manusia, kita pasti punya keinginan-keinginan mendasar yang ada dalam lubuk hati masing-masing. Mulai keinginan yang teramat sederhana bahkan luarbiasa. Contoh: menginginkan tas sekolah yang ‘wah’ , ingin iPhone 5, ingin punya mobil mewah dan lain sebagainya. Tidak salah, karena manusia sejatinya memang dilahirkan untuk mempunyai rasa ‘ingin’. Apalagi saat ini, sangat banyak beredar di media massa (televisi), media cetak (koran, majalah, tabloid), bahkan spanduk yang terpampang besar di pinggiran jalan raya yang sarat akan keramaian lalu lalang kendaraan.
Tak hanya itu, produsen barang-barang tersebut semakin cerdik mengiklankan produknya dengan bahasa yang dahsyat, seolah-olah barang tersebut layak untuk dibeli dan juga di televisi misalnya, kita pasti disuguhi iklan produk dengan penampilan prima. Tujuannya: memikat hati pemirsa. Apalagi iklan sangat ampuh untuk membuat produk menjadi lebih dikenal masyarakat umum dan target pasar dapat ditempuh.
Oleh sebab itu, banyak dari kalangan masyarakat mulai dari kalangan atas hingga kalangan bawah berlomba-lomba menuruti keinginan demi gengsi.


Kebutuhan adalah segala sesuatu yang diperlukan umat manusia untuk mencapai kemakmuran. Kebutuhan manusia ternyata tidak terbatas. Mengapa kebutuhan manusia tidak terbatas? Sesuai dengan kodratnya, manusia selalu merasa kekurangan. Manusia selalu menginginkan kemakmuran. Ketika belum mempunyai rumah, manusia ingin punya rumah. Tentu berikut dengan segala macam isinya. Apakah cukup sampai disitu? Tidak! Kenyataan menunjukkan bahwa jika suatu kebutuhan terpenuhi, maka kebutuhan lainnya akan muncul. Untuk sementara waktu, orang tadi mungkin sudah merasa senang dengan rumah dan isinya. Namun, dia masih ingin memiliki mobil, villa, atau flat di Singapura. Contohnya pelajar, dia membutuhkan alat perlengkapan sekolah seperti misalnya tas, sepatu, seragam, kotak pensil dsb. Jika didaftar, kebutuhan manusia sangat banyak sekali.

Di buku Ekonomi gue, kebutuhan dibedakan menurut intensitas, subjek, sifat, dan waktu. Sedangkan, kebutuhan dipengaruhi oleh peradaban, agama, adat istiadat, dan lingkungan. Kebutuhan individu dan individu lainnya/antara satu kelompok dan kelompok lainnya tentu berbeda.
Yuk mulai sekarang sadarkan diri untuk lebih cermat memilih dan memilah mana kebutuhan mana yang sekedar hanya kebutuhan. Kasihan kan orangtua kita setiap hari berjuang, bekerja dengan tetesan peluh di wajah halus mereka hanya untuk memenuhi kebutuhan primer keluarga. Seperti membayar isidental, biaya konsumsi makan per bulan, listrik dan lain-lain.
Jadi sekarang, mana yang lebih penting? Kebutuhan? atau keinginan?

Salam blogger.
With my deepest heart, Firdausa Yuni Rachmawati.

4 comments:

  1. Dan para kapitalis, industrialis, sama advertiser pada pinter-pinter buat ngemas yg namanya 'keinginan' jadi sebuah 'kebutuhan' buat kita.

    ReplyDelete
    Replies
    1. yoi, makanya harus selektif biar gak menuruti 'keinginan'

      Delete
  2. Beberapa bulan yang lalu, di pelajaran IPS gue di ajarin materi "Keinginan dan Kebutuhan". Sekarang di blog ini, gue belajar lagi, haha. :D

    ReplyDelete

Please don't be a silent reader! :) sepatah dua patah komentar dari kalian sangat berarti hehe. Terimakasih sudah membaca ya. Salam. -@Firdausaah