Monday 6 January 2014

Berbicara Tentang Masa Depan

          Terlihat di atap-atap langit semburat jingga membara hingga ke pelosok dunia sana, kini, sang mentari pun kembali ke peraduannya untuk beristirahat sejenak. Kemudian, perlahan tapi pasti, terlihat sesosok bulatan kuning emas di langit jingga sedang berjalan menampakkan dirinya. Sekarang ia tidak sendirian karena berteman ribuan kilauan cahaya putih cemerlang bertaburan di atas langit kelam. Sungguh, semesta indah.
          Berbicara tentang masa depan, saya yakin, setiap individu pasti tidak mungkin ingin dilahirkan dengan keadaan kekurangan, baik itu kekurangan materi, kekurangan kesehatan, dan kekurangan-kekurangan lain yang membuat ia merasa dikucilkan dalam dunia ini. Kekurangan dalam hal materi misalnya, seorang anak yang katakanlah sekolah di sekolah terfavorit di kotanya, ia merasa minder karena teman-temannya setiap pagi diantarkan oleh orangtua/supir dengan mobil, memiliki gadget-gadget terbaru dan super keren, berpenampilan ‘wow’ yang malah tidak seharusnya mereka berdandan seperti itu. Anak ini ingin berkumpul dengan sekolompok anak yang menurutnya paling kece di kelas, tetapi ia tidak diterima karena tidak selevel dengan mereka. Akhirnya? Apa yang anak ini lakukan untuk diterima di komunitas tersebut? Kemungkinan besar, ia akan meminta barang-barang mahal kepada orangtuanya yang sebenarnya toh barang ini bukan barang primer yang amat sangat dibutuhkan. Si anak akan rela menyodori orangtua dengan tabloid-tabloid gadget terbaru atau berbagai tas branded. Ia akan berusaha untuk diterima di komunitas yang katanya kece tersebut. Got my point?




          Sejujurnya banyak sekali moral anak bangsa yang membuat mereka seperti tidak menghormati orangtua dan memandang rendah orang lain. Mereka berpikir menjadi pintar dan cerdas dalam mata pelajaran sudahlah cukup untuk meraih masa depan gemilang, dengan mengesampingkan ajaran agama dan moral tata cara bermasyarakat percaya atau tidak Tuhan akan menjauhkan diri dari orang-orang seperti itu. Bahkan banyak sekali kasus-kasus yang disadari atau tidak, seperti tawuran antar pelajar, merokok, memakai narkotika dapat merusak indahnya masa depan. Ya, mungkin anak-anak atau bahkan remaja-remaja yang melakukan penyimpangan sosial berusaha menarik perhatian oranglain dengan merasa dirinya berbeda. Dirinya paling oke. Dirinya unik. Tetapi, melakukan penyimpangan sosial akan merusak moralitas bangsa dan merusak karakter indah yang telah Tuhan rancang sedemikian sempurnanya.
          Di usia saya yang berumur 15 tahun ini mungkin saja belum banyak mencicipi air laut. Maka dari itu, dengan ini saya belajar menemukan jati diri saya sebagai pribadi yang berbeda dengan oranglain dan dapat mempertanggungjawabkan diri di hadapan-Nya.
          Mimpi. Kata itu yang menguatkan saya sampai saat ini untuk terus, tetap, dan selalu bersabar dalam pertarungan kehidupan yang semakin lama semakin mencekik ini. Tak peduli seberapa besar kerikil-kerikil tajam yang akan saya lalui. Intinya mimpi itu tentang percaya. Bukan bualan kosong tak bermakna. Melainkan mimpi serta diiringi usaha dengan cucuran keringat dan air mata, pantang menyerah, dan doa.
          Lantas? Mimpi saya? Banyak hal yang sangat saya ingin wujudkan dalam kurun waktu 5-10 tahun ini. Mungkin diantara dari kalian ada yang ingin menjadi Menteri BUMN, pengusaha muda terkaya di Indonesia, duta besar, hakim yang benar-benar menegakkan keadilan, penyanyi yang go internasioanal, atau menjadi guru yang mengabdi kepada Indonesia dengan mengajar anak-anak pedalaman negeri.
          Pernah suatu ketika, di waktu sore ketika gerimis menerpa wajah, saya menengadahkan tangan seraya membayangkan saat ini saya berada di kota New York, Amerika Serikat.



Menginjakkan kaki ke Benua Amerika tersebutlah impian saya. Omong kosong? Bualan? Atau bahkan ini hanya kata seorang pemimpi yang kemungkinan berhasil hanya 10%. Silakan oranglain menertawakan saya, menganggap saya bodoh. Tapi saya percaya pada kekuatan mimpi dan kekuatan tangan Tuhan menjamah hidup saya. Toh, mimpi itu bebas dan gratis. Jadi, tidak perlu takut bermimpi. Berimajinasilah sesuatu yang luarbiasa yang akan kalian dapatkan suatu hari nanti. Berkreasilah dengan mimpi and don’t forget GOD.
follow your dreams :) sumber gambar, klik



          Dan kini, semoga Tuhan menjawab apa yang kalian inginkan.

2 comments:

Please don't be a silent reader! :) sepatah dua patah komentar dari kalian sangat berarti hehe. Terimakasih sudah membaca ya. Salam. -@Firdausaah