Immortal

Oke, gue dari SD emang suka nulis, entah itu nulis di diary, binder, maupun di belakang buku tulis. Ya.. nulis kegiatan sehari-hari anak SD pada waktu itu, cerpen, puisi, biodata bahkan mimpi-mimpi gue tulis di diary! Gaya menulis khas anak SD dengan bahasa belepotan yang masih nggak karuan, gaya bahasa apa adanya dan cetek. Pas jaman SD, gue sering bikin puisi buat ditempelin di mading sekolah. Seneng banget deh rasanya. Menginjak SMP, gue ikut ekskul KIR dan Tartil Al-Qur’an. Di KIR, gue diajari banyak hal tentang menulis karya ilmiah, bikin majalah sekolah dan kiat-kiat menulis. Yang pasti, detik ini, gue kangen ikut KIR.

Sayangnya, di SMP gue peminatnya dikit. Alhasil ikut KIR cuma sampai kelas 8. Sayang banget. Karena gue suka nulis! Hobbi kedua selain nulis  yaitu membaca. Gue sadar dengan membaca dapat meningkatkan kualitas diri kita sendiri dan juga menambah ilmu pengetahuan yang sangat bemanfaat.

Sahabat gue, Intan Kusumawardani, kebetulan juga adalah seorang book freak. Then, gue tiap istirahat ke perpus sekolah bareng Intan. Entah itu hanya sekedar baca teenlit yang bacaannya ringan, meminjam buku paket, dan bahkan membaca buku ensiklopedia yang berukuran 1x1 meter. Enjoy aja sih. Karena gue melakukan itu atas dasar : passion. Yeah.

I like writing, this is why I became immortal.

Karena hidup ini pastinya nggak abadi, bakalan berakhir suatu saat nanti. Begitu juga dengan manusia. Suatu saat nanti atau bahkan gue menginjak  dewasa, gue bisa baca tulisan-tulisan yang pernah gue ketik disini. Kedepannya, pengen nilai rapor tiap semester naik, naik kelas, lulus SMA, dan tentunya membahagiakan orangtua yang selama ini membesarkan, mendidik, dan mengajari gue apapun tentang hidup. Gue nggak tau pengen jadi apa, kata mama disuruh jadi guru aja. Tapi sampai hari ini gue masih belum kepikiran mau jadi apa.

Oh ya, mungkin entar gue bisa jadi istrinya presiden kali ya /ngarep/ maaf ya kalau lagi bodrex gini T.T

Yeyyy : #7HariNgeblog